Dia

16.09


Saat itu sedang acara, sedikit formal tapi aku tak berdasi. Aku dipilih untuk sibuk mengurus konsumsi, bel berbunyi beberapa orang datang ditengah acara. Acara dimulai dari siang tadi. Tak sengaja aku keluar dapur melihat jalannya acara dari dekat. Apalagi udara diruangan lebih enak dihirup dari pada udara dapur yang penuh asap. Bel berbunyi lagi. Teman resepsionis langsung membuka pintu aku disampingnya berdiri entah untuk apa. Pintu terbuka aku tersentak. Dua perempuan berkerudung datang dengan senyum .  siKacamata menyapa siSipit menunduk. Hatiku berdegup. Aku tak kenal keduanya, tapi  mereka benar-benar ramah memberi senyum. siKacamata berwajah kecil bersahabat dan tak canggung. siSipit agak malu-malu wajah lebarnya lebih terlihat sebagai wanita yang keibuan.Aku hanyut, siSipit punya aura berbeda, pandangan wajahnya sangat teduh. Aku suka sekali.  Untuk  yang pertama  aku melihat seorang wanita yang membuat hati ini tenang dan nyaman. Dengan tidak menghilangkan iffah diri dan kehormatannya. inikah yang dikatakan al-qur’an atau inikah yang rasul jelaskan dulu akan gambaran seoarang wanita yang pantas dijadikan pendamping hidup, rekanku memanggil. Aku buyar,  sudahlah aku hanya berkhayal aku harus kembali kedapur untuk menanak nasi

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts